Thursday 15 October 2009

Andai ada Bobby Satria

Persebaya hanya tampil meyakinkan dibabak pertama saat menjamu tamunya, Bontang FC. Bermain di kandang sendiri, stadion Gelora 10 Nopember, Rabu (14/10) kemarin, Bajul Ijo justru gagal menuai kemenangan. Mereka bermain imbang 2-2.

Bermain tampa lima pilar, Endra Pras, Ngon A Djam, John Tarkpor, Lucky Wahyu dan Djayusman Triasdi, Persebaya hanya mengandalkan duet lokal, Andi Odang dan Korinus Finkreuw untuk menggedor pertahanan Bontang FC yang dikawal kiper gaek, Sumardi.

Persebaya unggul terlebih dulu pada menit 15. Wasit Sulistyoko asal Jakarta Timur langsung menunjuk titik putih ketika Supriyono dilanggar bek Tito Purnomo di kotak terlarang. Kapten tim, Anderson da Silva yang menjadi eksekutor tak membuang kesempatan itu. Selanjutnya gol Persebaya dicetak melalui tendangan jarak jauh Josh Maguire menit 24.

Sayang, unggul dua gol justru membuat Persebaya lemas. Mereka kecolongan melalui gol Aldo Baretto menit ke-30. Gol mantan pemain PSM Makasar itu disebabkan blunder Anderson da Silva yang kurang cermat dalam mengontrol bola.

Aldo semakin menggila, masuk menit 63, pemain Paraguay itu menambah pundi golnya. Berawal dari umpan Iwan Setyawan, Aldo yang berdisi bebas dengan gampang menaklukkan kiper Deny Marcel. Bila dicermati lebih lanjut, dua gol Bontang merupakan kesalaan dari pemain belakang.

Musim ini manajemen memang mendatangkan bek PSM Makasar, Djayusman Triasdi dengan banderol Rp 350 juta. Namun kehadiran Djayusman justru tidak membuat masalah lini belakang Persebaya selesai. Justru lini belakang lah yang menjadi kelemahan utama Bajul Ijo, baik ketika main di Liga Jatim atau lawan Bontang FC kemarin.

Seolah menjadi boomerang dari kebijakan transfer Persebaya, Djayusman yang sejatinya disatangkan untuk menutup lubang itu justru tidak bisa main hingga akhir Desember mendatang. Penyebabnya, pemain 22 tahun itu menjadi tulang punggung Timnas U-23 yang berlaga di SEA Games Laos.

Kalau kita flashback ke belakang, sebenarnya Anderson sudah punya 'pengantin' untuk mengawal barisan pertahanan, yakni Bobby Satria. Sayang pemain kelahiran Padang ini 'justru' dibuang ke Sriwijaya FC. Padahal selama setengah musim lalu, praktis duet Bobby dan Anderson menjadi tembok yang kokoh.

Bobby sebenarnya sangat berharap untuk kembali bermain bagi Persebaya. Sayang, manajemen seolah 'membuang' pemain ini. Padahal bagi Bobby, Bajul Ijo merupakan prioritas utama. Kini nasi sudah menjadi bubur, Bobby sudah menemukan tim yang lebih kuat dari Persebaya, yakni Laskar Wong Kito. Bahkan, Bobby selalu menjadi starter seiring absennya Charis Yulianto dan Ambrizal.

Jika Bobby sduah merasa nyaman, justru Persebaya yang masih belum tenang. Mereka kini bergreliya untuk mendapatkan pemain belakang berpengalaman dan berkualitas. Apakah masalah lini belakang akan terselesaikan, atau justru Persebaya semakin tersungkur. Semoga hal itu tidak terjadi. Forza Persebaya.