Saturday 13 December 2008

Roman First Anniversary-ku

Hancur sudah semua rencana yang aku buat untuk merayakan first anniversary-ku dengan Fina. Ketika bangun pagi tidak ada firasat yang aneh. Semua dimulai seperti biasa. Setelah bangun pukul 04.30, perhatianku langsung tertuju pada komputer yang ada di sebelahku. Ya, hari itu aku bangun kesiangan, seharusnya aku bangun pukul 02.30 seperti yang aku set di Handphone-ku.

Setelah bangun aku langsung mengerjakan tugas Sisten Hukum Indonesia, Butuh waktu dua jam untuk menyelesaikan makalah tujuh halaman itu. Setelah itu, aku berangkat kuliah. Hinggga kuliah sudah bubar dan aku sholat Jumat di Masjid Kampus, tidak ada satu pun yang mencurigakan.

Cerita dimulai ketika hujan mendera Surabaya pukul 13.30 siang. Hujan lebat membuat aku tertahan di kampus. Tejo dan Tommy sudah pulang. Untungnya aku ditemani Mas Vonda wartawan Arek Tv beserta kameramennya, dan Mas Sleh, fotografer Surabaya Pagi. Ngobrol dengan ketiga tokoh itu membuat aku semangat untuk bicara tentang dunia jurnalistik.

Tak terasa, jam dinding yang ada disamping warung Mak Cip menunjukkan pukul 14.30. Telepon dari Tommy, wartawan Sindo yang mengajak untuk bergegas ke Mess Persebaya, membuat perhatianku tertuju pada rumah singgah pemain Bajul Ijo itu.

Hujan yang melanda Surabaya ku terjang. Hasilnya, aku datang ke Mess dengan basah kuyup. Dingin, apalagi disana kita tidak mendapat sesuatu yang berarti kecuali ngopi di warung depan Mess. Setelah itu kegiatan kerjaku dimulai, kita (wartawan) langsung mengerubuti pelatih Freddy Muli untuk mempertanyakan masa depannya di Persebaya.

Selesai wawancara, tak terasa jam menunjukkan pukul 17.30. Aku tak sampai hati meninggalkan Mess. Aku memilih bertahan sembari menunggu sholat Magrib. Nah setelah sholat, Dinar Jawa Pos dan Ook Surabaya Post pamit pulang. Kini tinggallah aku sendirian di Mess.

Aku telefon Fina, ternyata Ibunya tak setuju kalau kita keluar. Alasannya kondisi masih hujan. Aku legawa, memang kalau dipaksakan pun hasilnya tidak baik. Pupus sudah harapanku untuk merayakan anniversary.

Penderitaanku tak sempai disitu. Jas hujan sudah aku pakai, kini tinggal aku menghidupkan motorku. Hufff...tak sangka motorku mogok. Sudah ku utak atik, tapi tidak bisa. Ku buka businya, tetap tidak bisa.

Karena takut berita tidak naik, aku telefon kantor untuk laporan. Tak hanya itu, Aku minta redakturku, Mas Kun untuk menyuruh pembantu kantor, Klonceng menjemputku. Sembari menunggu Klonceng, aku kembali mengutak atik motorku, kali ini aku dibantu, orang Persebaya Toha dan Hadi. Dek motor sudah aku lepas, busi sudah aku ganti, tapi tetap tidak bisa.

Disela perhatianku, datanglah rombongan Bobby Satria, Andi Odang, Taufik dan Satrio Syam. Bobby dan Taufik sempat menyapaku dan bertanya tentang keadaanku. Bahkan Bobby sempat bergurau "Ya begini ini kalau tujuan ke Persebaya hanya untuk mencari masalah," ujarnya lantas tertawa. Aku pun membalasnya "Dasar palsu," ku jawab dengan tawa pula.

Setelah itu rombongan itu melaju dengan mobil Jazz hitam menuju Delta Plaza. Aku kembali sendirian. Tak lama berselang, datanglah pemain muda Persebaya, Wimba Sutan. Wimba yang alumnus STM jurusan perkakas ini berusaha membantuku. Bahkan dia juga yang menyuruhku untuk menitipkan motorku di Mess.

Lama juga Klonceng belum datang. Mas Kun kembali menelfonku, dia berkata kalau Klonceng sudah sampai di Kantor. Hufffff...marah, kesal, capek semua jadi satu. Lengkap sudah penderitaanku. Kini aku bingung harus pulang dengan apa. Jam di HP-ku menunjukkan pukul 20.40. Wah tak terasa aku sudah sangat lama di Mess. Kurang lebih tujuh jam lah.

Akhirnya kuputuskan untuk menelfon Fina, Alhamdulillah dia menyangggupi untuk menjemputku di Mess dan mengantarku balik ke kantor. Namun aku harus menunggu sekitar 30 menit, karena Fina harus melobi Ibunya agar mengijinkan dia menjemputku.

Setelah setengah jam aku menunggu, akhirnya dia datang juga. Sebelum aku balik ke kantor, aku sempatkan untuk menitipkan motorku ke satpam Mess, Pak Ali. Setelah itu aku bergegas menuju kantor. Sepanjang perjalanan aku sempat meminta maaf karena saat telefon aku sempat membentak Fina.

Karena aku ngebut, Fina pun berpegang erat diperutku. Kalau ada yang membuatnya khawatir, pastilah dia akan menggerakkan tangannya. Itu sebagai tanda kalau dia takut. Setelah melewati Taman Bungkul, barulah aku mengendurkan gas, karena jarak dengan kantor sudah dekat.

Akhirnya, setelah tujuh jam di Mess, aku sampai juga ke kantor. Aku tak lupa mengucapkan terima kasih pada pacarku yang hitam manis itu. Selain itu aku juga mengucapkan selamat karena kita sudah melewati satu tahun bersama. Fina menjawab "Sulit juga yah."

Sebelum pulang, aku sempat mencium keningnya sembari mengucapkan kalau aku benar-benar sayang padanya, dia hanya senyum. Setelah itu dia pamit pulang, dan berakhirlah drama first anniversary-ku. Gagal total memang, tapi akhirnya aku bisa melewatkan malam bersama Fina, meski hanya beberapa saat saja. Aku syukuri saja apa yang diagendakan Tuhan untukku.

Alhamdulillah, satu tahun sudah aku bersama Fina. Banyak cerita yang kami lewati bersama tapi mungkin aku harus meminta maaf karena selama ini aku selalu jahil dan membuatnya menangis dengan ulahku. Cintah, maapin aku yah, I want you know tha I really love you. hehehe