Sunday, 7 December 2008

Gara-gara Cicilan Rumah

Surabaya - Gara-gara kredit rumah, Amerika mengalami krisis keuangan. Nah, gara-gara kredit rumah juga, pemain Persebaya kukuh untuk menolak rasionalisasi kontrak yang dicanangkan manajemen.

Salah satu pemain senior Bajul Ijo mengungkapkan,dirinya masih mempunyai cicilan rumah. Untuk itu dia sangat anti terhadap masalah rasionalisasi.

Hal senada juga diungkapkan salag satu orang di tubuh pengurus Persebaya. Menurutnya selama ini pemain hanya mendengar masalah rasionalisasi dari media. Selain itu mayoritas pemain masih menanggung cicilan rumah dan cicilan lainnya.

Memang mengejutkan. Masalah cicilan rumah ternyata tidak hanya bisa menjungkalkan negara adidaya macam Amerika. Tapi juga bisa membuat kondisi Mess Persebaya memanas.

Bayangkan, dalam satu bulan terakhir Persebaya seolah dibombardir dengan masalah rasionalisasi. Bagaimana tidak, sejak manajemen mencanangkan rencana rasionalisasi kontrak awal Nopenber, hingga kini masih belum menemukan titik tengah.

Sejak Ketua Umum, Saleh Ismail Mukadar berteriak soal rasionalisasi, dia langsung disuguhi dengan tiga tuntutan pemain yakni, 1. pengurus harus melunasi dua bulan gaji pemain, pemain dan pelatih; 2. menolak rasionalisasi kontrak; 3. sebelum hak pemain dibayar, maksimal Senin (10/11/2008), maka pemain tidak akan berangkat ke Jogja.

Mendengar tiga tuntutan tersebut, Saleh angkat bicara. Menurutnya bagi pemain yang menolak rencana rasionalisasi dipersilahkan angkat kaki.

"Silahkan pergi kita tak akan nggandoli. Tapi pemain-pemain yang masih cinta Surabaya, loyal terhadap Persebaya dan menjadikan klub ini sebagai bagian dari hidup dan kebanggannya, kami terbuka lebar untuk mereka," tegasnya waktu itu.

Perang dingin di tubuh Persebaya pun resmi dimulai. Sayang dalam hal ini Saleh cenderung kurang gentle karena hanya bisa berbicara di media. Hal ini juga yang dikritik oleh Pelatih Freddy Muli.

Bahkan saking jengkelnyua ingin bertemu Saleh, di depan wartawan Freddy menggebrak meja sembari ngomel meminta Saleh untuk bersikap lebih jantan. Kontan tindakan Freddy ini membuat Saleh naik pitam.

Ditemui di dalah satu mal di Surabaya, Saleh malah menyuruh Freddy angkat kaki jika tidak pouas dengan keputusan manajemen. Freddy pun balik menyerang. Dia beranggapan bukan dirinya yang layak keluar dari Persebaya, tapi Saleh. Kondisi pun mencapai puncaknya. Konflik Bajul Ijo berada di stadium empat alias gawat.

Tapi itu tak berlangsung lama, selang beberapa hari setelah perang mulut antara Freddy dan Saleh, kedua sosok inti di Persebaya itu dipertemukan di rumah Saleh, jalan Pogot Surabaya. Dalam pertamuan tersebut keduanya sepakat untuk bertemu lagi dengan pemain tentunya pada, Kamis(4/12/2008) di Mess Persebaya.

Lha, setelah berkonflik dengan Freddy Muli, kini gantian manajer Indah Kurnia menjadi lawan Saleh. Saleh menuding Indah tidak becus dalam mengarungi tugasnya sebagai manajer.

Tak terima, Indah pun angkat bicara. Indah balik menuding Saleh lah yang salah pilih orang. Dia juga siap jika Saleh menginginkan Indah melepas jabatannya sebagai manajer Persebaya.

"Kalau Pak Saleh bilang seperti itu (manajemen tidak beres, red), berarti dirinya salah pilih. Karena dirinya sendiri yang melamar saya untuk jadi manajer Persebaya," sangkal Indah waktu itu.

Puncaknya, pada pertemuan dengan pemain, Kamis(4/12/2008), Indah tidak datang karena menghadiri pembekalan Caleg wanita oleh salah satu instansi di Jakarta.

Meski sudah dilakukan pertemua antara manajeman, tim dan pengurus, namun kata sepakat masih belum ditemukan. Hasilnya, ada tiga opsi yang sekarang menjadi pertimbangan pengurus yakni menggunakan opsi pengurus, menggunakan opsi pemain, atau pengurus dan manajemen akan melakukan keputusan sepihak.

Diketahui sebelumnya, pengurus mencanangkan akan merasionalisasi kontrak pemain hingga 22 persen. Sedangkan pihak pemain meminta rasionalisasi hanya dilakukan pada sisa gaji, terhitung mulai November. Bila kedua langkah ini buntu, langkah terakhir dan paling buruk adalah mengambil keputusan sepihak. Namun Saleh berharap itu tidak akan terjadi.

"Opsi terkhir kita adalah manajemen dan pengurus akan memutuskan sepihak. Tapi semoga saja pada pertemuan selanjutnya akan beres, sehingga kita tidak perlu melakukannya," tandasnya.

Karena masih buntuk, akhirnya diputuskan untuk menggelar pertamua kedua, Selasa(9/12/2008) mendatang. Lalu, apakah hari itu akan didapat keputusan final, belum tentu, kita lihat saja nanti.[sya]