Monday 8 December 2008

My 1st Anniversary


Kala aku sedang asik menulis berita, tiba-tiba handphone-ku bergetar, ada short message service(sms) dari salah satu temanku, Tommy. Tak disangka Tommy memberi tahu kalau dirinya baru diputus pacarnya. Lalu, dia minta saranku untuk mengatasi masalahnya. Bahkan, dia memberiku nomor pacaranya. Dia bermaksud agar aku bisa merayu ceweknya untuk balikan lagi dengan Tommy.

Aku tak langsung menyanggupi keinginan Tommy. Pasalnya, waktu itu aku sedang asiknya ngetik sorotan tentang Persebaya. Aku balas sms itu, aku bertanya apa penyebab dia putus. Lima menit berselang ada sms lagi dari Tommy. Dia berkata kalau masalah orangtua yang tidak setuju dengan hubungannya menjadi penyebab utama. Dalam benakku aku berfikir "Wah, lek masalah wong tuo, aku gak iso komentar," Kubalas sms itu, intinya aku tidak bisa membantu, karena itu sudah menyangkut keluarga. Kalau aku ikut campur aku jadi gak enak sendiri. Aku juga berpesan agar Tommy sabar dan tidak berbuat yang aneh-aneh.

Memang kabar putusnya hubungan Tommy dengan pacarnya(siapa namanya aku gak inget) membuatku kaget. Bagaimana tidak, tanggal 24 Desember besok, hubungannya genap dua tahun. Aku tahu betul bagaimana perjuangan Tommy untuk menjaga hubungannya dengan cewek asal Kota kelahirannya, Jombang itu. Dua tahun memang bukan waktu yang singkat. Selama itu Tommy berusaha untuk setia pada ceweknya. Namun kesetiaan itu sempat luntur. Tommy sempat suka dengan salah satu Mahasiswa Baru(maba) yang bernama Lia. Setiap hari waktunya dihabiskan untuk memandangi gadis berjilbab itu. Salutnya, meski ngefans dengan Lia, Tommy mengaku kalau hatinya hanya untuk ceweknya yang ada di Jombang itu.

Sehari sertelahnya, pacarku, Fina ku kabari tentang putusnya Tommy. Selaras dengan aku, dia juga kaget. Dia gak habis fikir hubungan yang sudah dua tahun berjalan bisa terkapar begitu saja. Bahkan dia khawatir kelak hubungannya denganku bisa berakhir seperti kisah Tommy. Namun aku berusaha untuk meyakinkannya. Maklum, 12 Desember besok kita genap satu tahun berpacaran.

Memang waktu satu tahun bukanlah waktu yang lama. Namun ini cukup berarti bagiku. Sepanjang hidupku baru kali ini aku kuat pacaran hingga satu tahun, begitu juga dengan Fina. Fina sempat bertanya "Cin, kalau misalnya kita seperti Mas Tommy gimana," katanya. Aku terdiam beberapa saat. Lalu aku bilang kalau aku tak bisa menjamin sampai kapan hubungan kami bisa bertahan. Yang jelas aku dan dia berusaha untuk mempertahankan hubungan kita. Fina pun tak khawatir kembali. Lalu dia nyeletuk lagi "Eh, lha wong Mas Gelar yang sudah enam tahun saja bisa putus." aku hanya bisa tersenyum mendengar perkataan pacarku ang masih kelas tiga SMA ini.

Gelar adalah satu dari dua sahabatku. Kisah Gelar lebih tragis lagi. Jalinan cintanya yang sudah berjalan enam tahun dengan salah satu calon dokter, Lely harus kandas lantaran alasan yang tidak jelas. Hebatnya, Gelar sampai sekarang mengaku jomblo dan menunggu Lely. Dibanding dengan aku atau Adit, Gelar boleh dibilang sebagai pejuang cinta sejati. Wow,,,aku memang salut dengan perjuangan salah satu kawanku ini (kalau aku dalam posisinya tentu aku sudah cari pacar lagi,,,hehehe).

Jumat, 12 Desember memang hari yang aku tunggu. Tepat pada tanggal itu, satu tahun yang lalu aku resmi menjadi pacar Fina. Lucuny lagi, sewaktu melancarkan aksi penembakan, aku bahkan tidak punya rasa apapun dengan dia. Waktu itu yang ku pikirkan hanya aku ingin punya pacar. Alhamdulillah seranganku lancar, aku diterima. Memang boleh dikatakan aku bajingan. Waktu aku tembak, Fina masih berstatus pacar orang. Dasar Fina, aku diterima juga. Tapi setelah berjalan satu satun dan sempat putus satu kali, akhirnya aku merasa akan kehadiran pacarku yang item manis itu. Kesetiannya membuat Shava yang aslinya punya banyak gebetan jadi luluh. Ya, Fina boleh dikatakan sukses mengubahku.

Aku tidak banyak berharap pada First Anniversary-ku dengan Fina. Menurutku hubungan ini akan semakin rumit kalau kita terlalu menggantungkan banyak harapan. Aku hanya berusaha menyakinkan pacarku itu kalau hubungan ini biarkan mengalir begitu saja. Kalau jodoh ya sukur, kalau enggak ya gak papa. Toh ini aku anggap sebagai pembelajaran untuk menjadikanku sebagai Imam bagi istriku kelak. Huff...mataku kok tambah ngantuk...dari pada aku tambah ngelantur, lebih baik aku istirahatkan mataku ini. Toh besok masoh ada kuliah pagi. Met Malam semua, Met Malam Cintahku. Met Malam Dunia. Assalamualaikum.