Sepakbola mungkin menjadi berkah tersendiri bagiku. Meski tidak jago bermain bola, tapi dari sepakbola aku bisa membayar uang kuliah. Namun siapa sangka, hingga kini asal muasal olah raga yang medewakan Pele dan menjadikan David Beckham menjadi selebritis itu masih menjadi bahan perdebatan.
Inggris boleh saja mengklaim sepakbola berasal dari negaranya. Namun di sisi lain, China mengklaim sepakbola sudah ada sejak Dinasti Cheng Ti atau sekitar 32 tahun sebelum masehi. Siapa yang benar, semuanya benar, tidak ada yang salah. Namun kita kali ini tidak akan membicarakan sejarah sepakbola, tapi bagaimana olah raga yang kalau orang Jawa menyebutnya "balbalan" ini menjadi nomor satu di dunia.
Boleh percaya boleh tidak, sepakbola mampu menyatukan semua manusia di dunia. Sepakbola juga bisa menjadi pelopor perdamaian suatu negara yang bersengketa. Kongkritnya, uforia Piala Dunia yang mengusung 32 negara dan terbagi dalam delapan grup menjadi gambaran dunia dalam genggaman sepakbola. Satu pertandingan sepakbola di level Eropa saja bisa di tonton jutaan mata, baik itu yang nonton lansung, atau melalui siaran televisi. Sebenarnya apa hebatnya sepakbola. Toh itu hanya 22 orang yang memperebutkan satu bola.
Padahal di dunia ini ada berbagai macam olah raga. Bola basket contohnya. Basket yang menjadi olah raga nomor wahid di Amerika juga bukan tandingan sepakbola. Padahal dalam basket sendiri telah lahir seorang 'nabi' yakni Michael Jordan. Masih ada adu balap kuda besi dalam Formula 1 dan Moto GP, tapi tetap saja sepakbola nomor satu.
Di Indonesia sendiri, sepakbola tetap menjadi olahraga jempolan yang dinikmati seluruh elemen, baik itu tua, muda, kaya, miskin, masyarakat kota atau pedesaan. Bahkan di berbagai desa di Indonesia, banyak yang mengadakan kompetisi kecil-kecilan yang dinamai gala desa.
Ada sebagian orang yang bilang sepak bola merupakan olah raga gila. Lihat saja 22 orang berebut mendapatkan satu bola, mungkin hanya orang sinting saja yang melakukan hal itu. Namun di sepakbola lain cerita. Justru dari situ muncul istilah kick and rush-nya Inggris atau Total Football-nya Belanda. Dari sepakbola juga muncul berbagai maha bintang macam Maradona, Paolo Rossi, Lev Yassin, Platini maupun Cristiano Ronaldo dan Ronaldinho.
Tapi jangan melihat hal-hal yang positif saja. Tentu kita masih ingat tragedi Basel dimana suporter Juventus dan Liverpool bentrok. Paling gres, kita ingat bagaimana panasnya gengsi Jawa Timur kala Persebaya Surabaya bentrok dengan Arema Malang. Imbasnya, satu mobil satelit ANTV menjadi tumbal. Selain itu, stadion Gelora 10 Nopember rusak hanya gara-gara ulah suporter kedua tim. Tapi, itulah sepakbola.
Meski terkadang berbuat onar, namun peran supoter memang tidak boleh dipandang sebelah mata. Boleh dibilang, suporterlah yang membuat sepakbola menjadi olahraga top. Suporter sudah menjadi bagian tersendiri bagi sepakbola. tampa suporter, sepakbola bisa jadi tidak akan mendunia seperti sekarang. Tentu kita harus berterimakasih dengan suporter-suporter sepakbola di seluruh dunia.
Selain suporter, peran bintang lapangan hijau seolah menjadi magnet tersendiri. Bayangkan, seorang pemuda Inggris yang bernama David Beckham dinobatkan sebagai pesepakbola paling popoler di dunia. Tek pelak, ini membuat segala aktifitas yang dilakukan mantan pemain Real Madrid ini menjadi sasaran empuk bagi pemburu berita. Jangan lupakan juga magis yang dipunyai alanatore atau pelatih sepakbola. Nyatanya, di tangan Alex Ferguson, Manchester United disulap menjadi klub paling hebat di dunia.
Mungkin ketiga unsur itulah yang menjadi biang mengapa sepakbola laris manis. Sebenarnya banyak sekali fakta yang membeberkan mengapa sepakbola menjadi olahraga nomor satu di dunia. Namun mungkin tidak akan cukup bila kita bahas secara keseluruhan. yang terpenting, kita harus mengakui bahwa saat ini sepakbola memang olahraga nomor wahid di dunia.
Showing posts with label balbalan. Show all posts
Showing posts with label balbalan. Show all posts
Tuesday, 6 January 2009
Friday, 26 December 2008
Boxing Day on Premiere League
Kenapa momen libur Natal di Inggris malah dihabiskan dengan berpeluh-peluh di atas lapangan, bukannya bergembira bersama keluarga? Semua ini tak terlepas dari sebuah tradisi di Inggris.
Di saat kompetisi negara lain sedang libur dan tiap pemain, ofisial, pelatih dan staff klub berkumpul bersama keluarga untuk merayakan Natal, kompetisi sepakbola di Inggris masih berjalan seperti biasa.
Ya, kompetisi sepakbola di negara-negara yang tergabung dalam Britania Raya masih akan tetap berlangsung, juga di Selandia Baru maupun Kanada. Hal ini tak terlepas dari sebuah tradisi yang berlangsung sejak ratusan tahun lalu di negerinya Ratu Elizabeth itu, yaitu Boxing Day.
Boxing Day bukanlah hari bertinju. Menurut Wikipedia, Boxing Day adalah libur nasional yang berlangsung di Inggris Raya, Kanada, Selandia Baru dan Australia dan beberapa negara lain yang tergabung dengan Negara Commonwealth. Boxing Day berlangsung pada 26 Desember, sehari setelah hari Natal, atau alternatif lain yaitu akhir pekan berikutnya setelah Natal.
Secara tradisi, Boxing Day sendiri merupakan perayaan tradisional di abad pertengahan, di mana orang-orang memberikan hadiah yang dibungkus kotak kepada pekerja, fakir miskin atau orang yang berada di kelas sosial ke bawah. Di Britania Raya, event ini sedikit dimodifikasi. Inti dari acara ini tetap sama, yaitu berbagi kegembiraan dengan semua orang.
Konon, Boxing Day di Britania Raya adalah hari untuk berolahraga. Dulu, saat event ini datang, yang paling sering dilakukan adalah berburu rubah (fox hunting). Seiring perkembangan zaman, aktivitas tersebut diganti dengan sepakbola, balap kuda dan kriket, yang merupakan ikon olahraga Inggris saat ini. Karena sepakbola lebih mendunia, maka event Boxing Day di olahraga ini paling sering disorot. Apalagi melibatkan kompetisi Liga Primer Inggris, yang sekarang ini dianggap sebagai kompetisi terbaik di dunia. Implikasinya jadwal pertandingan di dataran Inggris tetap berlangsung sehari setelah Natal, meski kompetisi di negara lain sedang rehat. Pemain pun menjadi "korban" karena waktu untuk bersama keluarga harus dipersingkat.
Karena alasan Boxing Day juga yang membuat bintang legendaris Prancis, Michel Platini, enggan berkarir di Inggris, baik sebagai pemain dan manajer, karena kompetisi sepakbola ketika memasuki akhir Desember, kompetisi Inggris serasa dipadatkan.
"Saya ingin menghabiskan liburan saya bersama keluarga, bukan bermain di empat pertandingan dalam rentang waktu delapan hari," kritiknya beberapa waktu lalu, dalam kapasitasnya sebagai presiden UEFA.
Namun itu tak seberapa. Sebelum tahun 50-an, jadwal kompetisi yang ada lebih gila lagi. Bayangkan, setiap tim harus melakoni laga yang hanya berjeda satu hari, yaitu di momen Natal dan Boxing Day.
Pada pertengahan 60-an, keputusan dibuat untuk meniadakan salah satu laga, yaitu di hari Natal. Alasannya agar pemain, pelatih, wasit dan ofisial pertandingan lainnya bisa menghabiskan waktu bersama keluarganya di hari libur. Selain itu, ketiadaan alat transportasi yang beroperasi juga menjadi pertimbangan lain. Perundang-undangan Inggris juga melarang pemain untuk bermain di hari Natal, kecuali tercantum di kontrak mereka harus melakukan tugasnya.
Sekarang ini, aturan yang dibuat lebih manusiawi. Jeda antarpertandingan dibuat tiga hari, walaupun keputusan tersebut masih memantik protes untuk meniadakan Boxing Day. Namun, reaksi penolakan tersebut tak digubris sama sekali dan sepakbola masih terus berjalan, sehari setelah Natal.
"Sepakbola sudah menjadi gaya hidup di Inggris sejak ratusan tahun silam, seperti halnya tradisi Natal dan sepakbola," tutur Profesor Capp, budayawan Inggris.[goal.com]
Di saat kompetisi negara lain sedang libur dan tiap pemain, ofisial, pelatih dan staff klub berkumpul bersama keluarga untuk merayakan Natal, kompetisi sepakbola di Inggris masih berjalan seperti biasa.
Ya, kompetisi sepakbola di negara-negara yang tergabung dalam Britania Raya masih akan tetap berlangsung, juga di Selandia Baru maupun Kanada. Hal ini tak terlepas dari sebuah tradisi yang berlangsung sejak ratusan tahun lalu di negerinya Ratu Elizabeth itu, yaitu Boxing Day.
Boxing Day bukanlah hari bertinju. Menurut Wikipedia, Boxing Day adalah libur nasional yang berlangsung di Inggris Raya, Kanada, Selandia Baru dan Australia dan beberapa negara lain yang tergabung dengan Negara Commonwealth. Boxing Day berlangsung pada 26 Desember, sehari setelah hari Natal, atau alternatif lain yaitu akhir pekan berikutnya setelah Natal.
Secara tradisi, Boxing Day sendiri merupakan perayaan tradisional di abad pertengahan, di mana orang-orang memberikan hadiah yang dibungkus kotak kepada pekerja, fakir miskin atau orang yang berada di kelas sosial ke bawah. Di Britania Raya, event ini sedikit dimodifikasi. Inti dari acara ini tetap sama, yaitu berbagi kegembiraan dengan semua orang.
Konon, Boxing Day di Britania Raya adalah hari untuk berolahraga. Dulu, saat event ini datang, yang paling sering dilakukan adalah berburu rubah (fox hunting). Seiring perkembangan zaman, aktivitas tersebut diganti dengan sepakbola, balap kuda dan kriket, yang merupakan ikon olahraga Inggris saat ini. Karena sepakbola lebih mendunia, maka event Boxing Day di olahraga ini paling sering disorot. Apalagi melibatkan kompetisi Liga Primer Inggris, yang sekarang ini dianggap sebagai kompetisi terbaik di dunia. Implikasinya jadwal pertandingan di dataran Inggris tetap berlangsung sehari setelah Natal, meski kompetisi di negara lain sedang rehat. Pemain pun menjadi "korban" karena waktu untuk bersama keluarga harus dipersingkat.
Karena alasan Boxing Day juga yang membuat bintang legendaris Prancis, Michel Platini, enggan berkarir di Inggris, baik sebagai pemain dan manajer, karena kompetisi sepakbola ketika memasuki akhir Desember, kompetisi Inggris serasa dipadatkan.
"Saya ingin menghabiskan liburan saya bersama keluarga, bukan bermain di empat pertandingan dalam rentang waktu delapan hari," kritiknya beberapa waktu lalu, dalam kapasitasnya sebagai presiden UEFA.
Namun itu tak seberapa. Sebelum tahun 50-an, jadwal kompetisi yang ada lebih gila lagi. Bayangkan, setiap tim harus melakoni laga yang hanya berjeda satu hari, yaitu di momen Natal dan Boxing Day.
Pada pertengahan 60-an, keputusan dibuat untuk meniadakan salah satu laga, yaitu di hari Natal. Alasannya agar pemain, pelatih, wasit dan ofisial pertandingan lainnya bisa menghabiskan waktu bersama keluarganya di hari libur. Selain itu, ketiadaan alat transportasi yang beroperasi juga menjadi pertimbangan lain. Perundang-undangan Inggris juga melarang pemain untuk bermain di hari Natal, kecuali tercantum di kontrak mereka harus melakukan tugasnya.
Sekarang ini, aturan yang dibuat lebih manusiawi. Jeda antarpertandingan dibuat tiga hari, walaupun keputusan tersebut masih memantik protes untuk meniadakan Boxing Day. Namun, reaksi penolakan tersebut tak digubris sama sekali dan sepakbola masih terus berjalan, sehari setelah Natal.
"Sepakbola sudah menjadi gaya hidup di Inggris sejak ratusan tahun silam, seperti halnya tradisi Natal dan sepakbola," tutur Profesor Capp, budayawan Inggris.[goal.com]
Thursday, 11 December 2008
Trio ' Zebra' (Kumpulan Foto Juventus)
Super Alex : Meski aku bukan suporter Juve, tapi untuk pemain yang satu ini aku harus angkat topi. Selain garang ketika di lapangan, Alex terbukti setia untuk Juve.
Buffon : Ya, dia adalah penjaga gawang nomor satu di Italia dan Juventus. Meski bukan pemain asli binaan Juve, namun loyalitasnya pada Nyonya Tua harus diacungi jempol.
StarWars : Dia bukan salah satu anggora starwars, dia adalah arsitek Juventus, Claudio Ranieri. Foto ini diambil ketika Juve bertemu Reggina di Serie A.
Wednesday, 10 December 2008
Pesepakbola Muslim di Benua Biru

Dikutip dari artikel BolaNova.com, ternyata ada banyak pemain-pemain top Eropa yang memeluk agama Islam. Bahkan Nicolas Anelka ternyata telah menjadi seorang muallaf ketika dia merumput di Fenerbahce Turki.
Begitu juga dengan Zlatan Ibrahimovic. Bintang Inter Milan ini memang lahir dari keluarga muslim. Dia lahir dan besar di Malmo, kota terbesar ke tiga di Swedia dan tempat komunitas muslim paling besar di negeri itu. Ibra adalah imigran di Swedia dari ayah yang asli Bosnia dan Ibu keturunan Kroasia.
Mudah-mudahan pemain top Muslim juga mengamalkan ajaran Islam dengan baik dan memegang prinsip-prinsip Islam dengan baik juga. Seperti:
* Stephen Appiah, sempat bingung di awal karirnya di Italia karena sulit menemukan makanan yang halal.
* Frederic Kanoute sempat menolak memakai kostum klub yang disponsori rumah judi bahkan hingga ditutupi. Belakangan setelah berkonsultasi dengan penasehat spiritualnya dia melunak. Karena sponsor klubnya menjanjikan bahwa sebagian keuntungan digunakan untuk sosial.
* Rami Shaaban mengaku hidup dengan panduan Al Quran. Kiper timnas Swedia ini senantiasa melafalkan beberapa ayat sebelum bertanding.
* Kolo Toure merasa sebagai seorang muslim dia harus menghormati orang lain. Kesuksesan dirinya selalu disebutnya berkat doanya kepada Allah.
* Frank Ribery mengakui bahwa Islam adalah sumber kekuatannnya di dalam dan di luar lapangan. Terutama ketika ia sempat mengalami masa sulit dalam karir dan ia menemukan Islam yang memberi kedamaian.
Berikut ini adalah daftar pemain muslim:
* Abedi Ayew “Pele” (Ghana)
* Youri Djorkaeff (Prancis)
* Rustu Recber (Turkey)
* Nourredine Naybet
* Zinedine Yazid Zidane (ex. Juventus dan Real Madrid): Tetapi mengaku “non-practicing Muslim” (tidak mempraktekkan ajaran Islam)
* Kolo Habib Touré (Arsenal )
* Yaya Toure (& Barcelona)
* Robin Van Persie (Arsenal)
* Nicholas anelka (Chelsea) dengan nama Muslim Abdul-Salam Bilal.
* Mohammed “Momo” Sissoko (Juventus)
* Emre Belözoğlu (Turki)
* Ahmed Mido Hossam (Boro)
* Hossam Ghaly (Totteham Hotspurs)
* Franck “Bilal” Riberry (Bayern Muenchen)
* Hamit Antiltop (Bayern Muenchen)
* Halil Antiltop (Shalke 04)
* Omer Frederik Kanoute (Sevilla)
* Mahamaddou Diarra (Real Madrid)
* Vasiriky Abou Diaby (Arsenal)
* Volkan Demirel (Fenerbace)
* Eric Abidal (Barcelona)
* Nuri Sahin (Feyenoord Rotterdam)
* Nihat Kahveci (Villareal)
* Sulley Ali Muntari (Inter)
* Amr Zaki (Wigan)
* Zlatan Ibrahimovic (Inter)
* Hassan “Brazzo” Salihamidzic (Juventus)
* Karim Benzema(Lyon)
* Lasana Diarra (Prancis)
* Ibrahim affelay (PSV)
* Valon behrami (West Ham).
* Darijo Srna (Kroasia)
* Samir Nasri (Arsenal)
* Hatem ben Arfa
* Khalid Boulahrouz (Sevilla)
* Salomon Kalou (Chelsea)
* El-Hadji Diouf (Bolton)
* Diomanssy Kamara (Fulham)
* Mohammed Kallon (Al-Ittihad ext. Inter & Monaco)
* Woon-Jae Lee (Suwon Samsung/Korea Selatan)
* Phillipe Omar Troussier (Mantan pelatih timnas Jepang)
* Bruno Metsu (Perancis/Mantan pelatih Timnas Senegal)
Selain nama-nama yang saya sebut ini, masih banyak pemain Eropa lain yangjuga seorang muslim. Namun, kalau disebutkan satu per satu tidak akan cukup. Tapi, ALhamdulillah, banyak juga pemain muslim yang bangga dengan agamanya seperti Nihat dan Muntary yang selalu berdoa sebelum masuk lapangan dan sujut syukur setelah mencetak gol
Subscribe to:
Posts (Atom)